05. Pedagang sukses
- Djohor Soetan
Perpatih, menjadi seorang pedagang sukses di tahun 1930-an.
Bersama saudaranya Djohan
Soetan Soelaiman, dia mendirikan toko Djohan Djohor yang
terkenal dengan aksi mendiskon barang yang menyebabkan toko-toko
Tionghoa di Pasar Senen, Pasar Baru, dan Kramat (ketiganya
berada di Jakarta) menurunkan harga
dagangannya.[13]
- Hasyim Ning merupakan pengusaha
Minang sejak era Orde Lama.
Bisnisnya bergerak di bidang otomotif,
yaitu sebagai agen tunggal pemegang merek mobil-mobil asal Eropa dan Amerika
Serikat.
Hasyim pernah dijuluki pers sebagai "Raja Mobil
dan Henry Ford Indonesia".
Dia sempat dituding sebagai boneka
kapitalis ketika pada tahun 1954 perusahan yang dipimpinnya,
Indonesia Service Company, mendapat kredit lunak sebesar 2,6 juta
dollar AS dari Development Loan Fund.[14]
Selain itu bisnis Hasyim juga merambah perhotelan dan biro
perjalanan.[15]
- Abdul Latief
merupakan sosok sukses pengusaha Minangkabau di Jakarta.
Bisnis
Abdul Latief meliputi properti dan media dibawah bendera ALatief
Corporation.
Pasaraya dan TV One merupakan perusahaan terbesar
milik Latief.
Selain sukses sebagai pengusaha, Latief juga menjabat
sebagai menteri
Tenaga Kerja di pemerintahan Orde
Baru.
- Basrizal Koto merupakan
pengusaha asal Pariaman yang menggeluti bisnis media, hotel,
pertambangan, dan peternakan.
Basrizal yang dikenal dengan Basko
memiliki hotel yang berbasis di Pekan Baru dan Padang.
Selain itu
dia memiliki peternakan sapi terbesar di Asia
Tenggara.[16]
- Rahimi Sutan, pengusaha
Minangkabau yang sukses menggeluti bisnis travel, biro perjalanan,
dan rumah makan.
Saat ini Natrabu Tour, perusahaan travel miliknya,
bertebaran di seluruh daerah tujuan wisata di Indonesia, Jepang,
Inggris, dan Amerika
Serikat.[17]
- Fahmi Idris merupakan salah satu
pengusaha Minang yang juga seorang politisi.
Fahmi mendirikan grup
bisnis Kodel yang bergerak dibidang perdagangan, industri, dan
investasi. Fahmi yang telah berbisnis sejak tahun 1967, sempat
berhenti kuliah dari FEUI untuk mulai
berwirausaha.[18]
- Datuk Hakim Thantawi,
merupakan pengusaha yang bergerak di bidang pertambangan dan
perdagangan di bawah bendera Grup Thaha.
- Tunku Tan Sri
Abdullah, merupakan pengusaha Minang-Malaysia yang cukup
sukses.
Dibawah bendera Melewar
Corporation, bisnisnya meliputi produksi baja dan
manufaktur.
Bersama saudaranya Djohan Soetan Soelaiman, dia mendirikan toko Djohan Djohor yang terkenal dengan aksi mendiskon barang yang menyebabkan toko-toko Tionghoa di Pasar Senen, Pasar Baru, dan Kramat (ketiganya berada di Jakarta) menurunkan harga dagangannya.[13]
Bisnisnya bergerak di bidang otomotif, yaitu sebagai agen tunggal pemegang merek mobil-mobil asal Eropa dan Amerika Serikat.
Hasyim pernah dijuluki pers sebagai "Raja Mobil dan Henry Ford Indonesia".
Dia sempat dituding sebagai boneka kapitalis ketika pada tahun 1954 perusahan yang dipimpinnya,
Indonesia Service Company, mendapat kredit lunak sebesar 2,6 juta dollar AS dari Development Loan Fund.[14] Selain itu bisnis Hasyim juga merambah perhotelan dan biro perjalanan.[15]
Bisnis Abdul Latief meliputi properti dan media dibawah bendera ALatief Corporation.
Pasaraya dan TV One merupakan perusahaan terbesar milik Latief.
Selain sukses sebagai pengusaha, Latief juga menjabat sebagai menteri Tenaga Kerja di pemerintahan Orde Baru.
Basrizal yang dikenal dengan Basko memiliki hotel yang berbasis di Pekan Baru dan Padang.
Selain itu dia memiliki peternakan sapi terbesar di Asia Tenggara.[16]
Saat ini Natrabu Tour, perusahaan travel miliknya, bertebaran di seluruh daerah tujuan wisata di Indonesia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.[17]
Fahmi mendirikan grup bisnis Kodel yang bergerak dibidang perdagangan, industri, dan investasi. Fahmi yang telah berbisnis sejak tahun 1967, sempat berhenti kuliah dari FEUI untuk mulai berwirausaha.[18]
Dibawah bendera Melewar Corporation, bisnisnya meliputi produksi baja dan manufaktur.